Puri Agung Dharma Giri Utama

Sebelum menjadi Puri Agung Dharma Giri Utama pada awalnya adalah Paguyuban Dharma Giri Utama, dibentuk oleh I Gusti Agung Yudistira dengan anggota adalah teman-teman dari kampus UNHI dan teman-teman dari kampus UNUD. Mulanya karena beberapa teman sangat kagum dengan upaya Agung Yudistira mengangkat Mirah Delima di kampus UNHI dari alam niskala ke alam skala. Juga karena keberanian Agung Yudistira sebagai pelindung dari drama Calon Arang yang diadakan mahasiswa UNHI dan mencapai sukses.

Dari pengalaman ini, jiwa muda beberapa mahasiswa UNHI dan UNUD yang tertarik dengan hal-hal gaib mengusulkan agar membentuk Paguyuban yang dinamai Dharma Giri Utama. Hal ini sebenarnya terbaca oleh Agung Yudistira, bahwa teman-temannya tersebut tertarik hanya kepada hal-hal yang berbau gaib dan kesaktian. Akhirnya Paguyuban terbentuk dengan anggota puluhan orang yang kemudian mempunyai kegiatan guru murid dan Agung mengajari beberapa pelajaran seperti cara menyalurkan energi kepada murid-muridnya sehingga pada suatu waktu di kampus UNHI pernah mengadakan acara penyembuhan masal.

Arah berikutnya Agung Yudistira juga mengarahkan anggota Paguyuban untuk meningkatkan spiritual dan mengunjungi pura tertentu sehingga pada akhirnya yang terlibat di Paguyuban bukan lagi hanya anak-anak muda tetapi juga orang tua yang senang tangkil ke pura-pura. Kegiatan-kegiatan yang lain juga ada pelatihan gerakan-gerakan Yoga dan Meditasi.

Namun karena tidak adanya seketariat, Paguyuban ini seolah mati suri untuk beberapa waktu karena anggota Paguyuban kebanyakan adalah mahasiswa dan sibuk kuliah dan menyusunan skripsi. Pada awal tahun 2009 bertemulah Agung Yudistira dengan Made Sandiago yang secara kebetulan tertarik dengan hal-hal yang berbau peningkatan spiritual.

Sepanjang tahun 2009, Agung Yudistira dan Made Sandiago kerap bertemu. Karena ketertarikan Made Sandiago dengan dunia spiritual akhirnya menggali pengetahuan kepada Agung Yudistira yang kemudian dituangkan dalam tulisan dan disebarkan kepada umum melalui blog yang ternyata diminati banyak orang. Akhirnya, karena Made Sandiago dianggap paling senior, oleh anggota Paguyuban yang lain diangkat sebagai pimpinan dan akhirnya Paguyuban mulai aktif kembali melakukan kunjungan ke Pura tertentu sesuai dengan petunjuk.

Dalam perkembangan berikutnya, karena melihat potensi yang besar pada diri Agung Yudistira yang selama ini hanya diketahui oleh segelintir orang saja maka Made Sandiago akhirnya mengajak Agung Yudistira untuk menuju kepada kegiatan yang lebih serius dalam mengajarkan olah Spiritual dengan mengajarkan Meditasi dan Yoga nantinya. Setelah semuan pembicaraan positif dan ada kesepakatan, maka saat ini kami sedang merenovasi sebuah bangunan untuk tempat kegiatan Paguyuban dengan membangun ruang meditasi yang dirancang berenergi batu-batu pusaka.

Rencana kami buka untuk umum adalah pada bulan Maret tahun 2010. Ketentuan keanggotaan akan disusun segera sebelum kami buka untuk umum.