Kutukan Narada Kepada Sri Wisnu |
Kamis, 27 Agustus 2015 06:05 |
Pada perjalanan muput ke Gedong Songo, Semarang, Juni 2015 mendapatkan sebuah cerita kisah latar belakang Awatara Rama turun ke Bumi. Demi Dewa Sejagat, ini asli bersumber dari wujud Sri Wisnu yang lain yaitu Kalki Awatara. Ketikan sesuai dengan aslinya tidak diedit. Manakala di Gedong Songo Beliau hadir bersama Hanoman dan mengatakan bahwa Awatara Rama mencapai pencerahan, dan mengetahui diri-Nya adalah Awatara Rama di Gedong Songo, Semarang, Jawa Tengah. Yang mengejutkan, saat itu pula Beliau mengatakan bahwa negeri Alengka berada di Tampak Siring. Hanoman yang berada di sebelahnya saat itu mengangguk. Aku bertanya: “Mengapa bisa Ratu? Bukankah sastra menceritakan kisah ini terjadinya di India?”. Hyang Kalki menjawab: “Jambudwipa negeri modern saat itu kekuasaannya sampai ke wilayah ini, dan belum disebut India. Peradaban ada di pusat pemerintahan sehingga sastra dicatat di sana dan berabad-abad kemudian menjadi negeri India. Indonesia menjadi tanah suci di masa itu dan tetap menjadi tanah suci sampai sekarang dan sampai akhir zaman. Bukankah AKU telah turun pertama kali di Purohita Pura bersama Budha Ji Gong, dan menunjukkan arti dari Purohita yang sesungguhnya”. Setelah itu Hyang Kalki raib dan tinggallah Hanoman yang masih bercakap-cakap dengan diriku. Purohita artinya pencerahan, orang-orang suci. Berikut adalah sabda Hyang Kalki Awatara: |
Baca selengkapnya...
|
Adi Kalpa - Paramesyajagatnatha |
Rabu, 26 Agustus 2015 11:24 |
Adalah sinar Antahkarana yang menyertai setiap ciptaan. Galaksi, planet-planet, semua bentuk kehidupan dan semua yang ada di alam semesta. Pada manusia terbentuk sejak pertama kali jantung berdetak dalam kandungan sang ibu. Setelah lahir sinar ini masuk ke Yoni sang ibu, secara hierarki menuju nenek dan seterusnya hingga berakhir pada Lingga wujud Dewa Siwa. Dari Lingga wujud Dewa Siwa ini kemudian menuju Lingga Acarya, Gunung Suci yang di Bali adalah Gunung Agung yang akhirnya menuju Lingga Semesta yang gaib. Suatu alasan umat Hindu menyembah leluhur dalam menjalankan Agama. Leluhur yang masih hidup adalah orang tua, ayah dan ibu, kakek dan nenek serta yang berkaitan dengan garis dari kelahiran manusia. Lingga Pingkalingganing Bhuwana diwujudkan atas amanah Hyang Kalki Awatara dan Hyang Mpu Kuturan. Adalah yang akan menjadi pusat Poros Bumi di Kaliyuga terakhir ini. Pada zaman ini poros bumi sudah bergeser sepanjang 22o menuju Timur Laut, suatu saat manakala pergeseran telah mencapai 180o maka persepsi kita akan arah mata angin menjadi berubah. Menganggap Barat sebagai arah terbitnya Matahari, dan pada saat tersebut galakasi ini sudah memasuki fase terakhir yang disebut Adi Kalpa. Adi Kalpa adalah perjalanan galaksi ini dari awal penciptaan sampai akhir penciptaan yang berdurasi 9 triliun tahun cahaya waktu Dewa Brahma. Baiklah kukisahkan awal mula dari Lingga alam semesta, pelurusan dari Siwa Purana, kisah ini disabdakan oleh Hyang Kalki Awatara: Dewa Wisnu tengah berbaring di lautan Vaikuntha, kemudian muncul tertatai dari pusar dan dari teratai tersebut muncul Dewa Brahma. Selanjutnya Dewa Wisnu menciptakan Lingga semesta yang kemudian memecah diri menjadi dua. Salah satu lingga kemudian mengecil dan menjadi Manik lingga yang disebut Paramesyajagatnatha. Manik lingga kemudian menempati titik trinetra, atau mata ke tiga Dewa Wisnu dan sejak saat itu Dewa Wisnu juga bergelar Narayana. Hyang Narayana kemudian menciptakan Dewa Siwa, kemudian Lingga yang satu disimbolkan sebagai wujud Dewa Siwa, adalah Lingga Acarya alam semesta yang menancap di dasar Vaikuntha yang disimbolkan sebagai Yoni. Lingga tidak berujung dan berpangkal sementara Yoni seluas dan sedalam yang bisa dipikirkan para Dewa. Setelah itu untuk pertama kali terdengarlah suara OM menggema di alam semesta. OM adalah tiga aksara AUM, Ang adalah Brahma , Ung Wisnu dan Mang Siwa. |
Baca selengkapnya...
|
|
|
|
Halaman 2 dari 5 |