Banyak misteri yang terkuak dalam melakoni perjalanan spiritual. Seperti pada perjalanan ke Gunung Dieng Mei 2015, Hyang Kalki Awatara yang datang bagai angin dan pergi bagai angin menceritakan kisah Budha. Artikel ini menjelaskan mengenai Budha Hidup yang bahkan pemujanya di negeri Cina kehilangan momen ini. Di Tradisi Cina, Budha Hidup dikenal sebagai Budha Chi Kung dan di Nusantara dikenal sebagai Budha Ji Gong. Evolusi manusia adalah mencapai moksha, pencapaiannya dikenal sebagai Bodhisattwa, kita mengenalnya sebagai Ida Bhatara. Di Bali, selain Hyang Mpu Kuturan yang sekarang bergelar Budha Amitofo, semua masih pada pencapaian Bodhisattwa. Para moksha inilah yang kita sebut Paratman atau Roh Suci. Mereka para moksha telah menempati alam yang disebut alam Bodhisattwa di alam Brahman. Setelah mencapai Bodhisattwa meningkatkan diri kembali agar mencapai yang disebut Budha. Setelah mencapai mencapai Budha meningkatkan diri kembali agar mencapai Raja Jagat dan akhir dari evolusi roh adalah bersatu dengan Brahman. Mengapa Budha Ji Gong dikatakan sebagai Budha Hidup?. Inilah kisahnya. Budha Ji Gong adalah titisan dari Kaisar Langit, Dewa Indra yang ke IX, menitis ke bumi di jaman Awatara Sidharta Budha Gautama. Sementara itu Sang Budha Sidartha Budha Gautama adalah Budha pertama di alam semesta dan bergelar Budha Sakyamuni. Pura Sakenan berasal dari kata Sakyamuni, yang didirikan oleh Hyang Budha Amitofo atau Hyang Maha Guru Bhatara Agung Mpu Kuturan. Sang Budha Sidharta Gautama mempunyai murid Budha Julai dan Dewi Kwan Im. Budha Julai memiliki murid yang disebut Sangha atau biksu suci dan 22 orang di antaranya juga mencapai moksha dan dipuja oleh bangsa India pada aliran Jaina atau Jainiseme (penyembah Bodhisattwa). Murid kesayangannya adalah Budha Hidup. Dikatakan Budha Hidup karena semasa masih hidup telah mencapai gelar Budha. Di masa masih di sekala Budha Hidup terkenal dengan sebutan Budha tanpa hati. Menolong siapa saja tanpa pandang bulu. Siapa saja yang datang, penjahat atau orang baik, semua ditolong. Bagi Budha hidup, seseorang sudah datang kepada-Nya pastilah ada karma, dan mengapa harus diabaikan. Termasuk diceritakan bahwa Budha Hidup masih makan daging dan minum arak. Pada zaman Kali yang terakhir, sekarang ini, Budha Ji Gong mendampingi Kalki Awatara turun ke bumi. Sebagai pendamping Sang Kalki Awatara kemanapun Beliau pergi. Budha hidup pertama kali turun menunjukkan wujud gaib di Purohita pura dan oleh karenanya diwujudkan dalam bentuk patung. Sangat beruntung, pada saat pemelaspasan patung Budha Ji Gong, sang Budha Ji Gong sendiri yang menurunkan taksunya kepada simbol keberadaannya di Purohita pura. Jadi masyarakat yang pedek tangkil ke Purohita, sesuai dengan penjelasan pada artikel ini agar mulai memahami; Mengapa agama kita disebut Hindu Dharma atau Siwa Budha. Mengenai kesaktian Budha Ji Gong. |